"Mana yang lebih efektif pap smear dan IVA? Sama efektifnya."
VIVAnews - Setiap wanita berisiko terkena kanker serviks. Diperkirakan 80 persen wanita akan terinfeksi oleh human papiloma virus (HPV) selama masa hidupnya. Sebanyak 50 persen di antaranya akan terinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker leher rahim.
Untuk itu, cegah kanker serviks dengan melakukan deteksi dini, bisa dengan pap smear atau dengan IVA alias inspeksi visual dengan asam asetat.
"Mana yang lebih efektif pap smear dan IVA? Sama efektifnya. Hanya saja dengan IVA seseorang yang terdeteksi kanker bisa memperoleh hasilnya saat itu juga," ujar dokter Laila Nuranna, ahli obgyn dan Ketua Female Cancer Programme di acara Women Health Expo 2010 di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat 5 Februari 2010.
Mau tahu bedanya? Ini penjelasannya:
Pap smear merupakan detekti dini kanker dengan mengambil lendir dari daerah kewanitaan yang ditempelkan ke benda kaca, lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Hasilnya bisa diketahui satu sampai dua minggu. Biayanya mulai dari dari Rp 100 ribu ke atas.
Sementara IVA, caranya tidak jauh berbeda yaitu dengan mengambil lendir di daerah kewanitaan dan ditempelkan ke benda kaca lalu dipoles dengan asam asetat. Jika timbul plak putih, ini menunjukkan ada kelainan pra kanker. Hasilnya bisa diketahui dalam waktu 15 menit, atau seketika itu juga. Harga lebih murah, mulai Rp 5.000. Biasanya dilakukan para bidan atau petugas puskesmas. Hasilnya lebih sensitif.
"Banyak yang sepakat bahwa IVA lebih sensitif dan bisa diketahui saat itu juga. Caranya lebih mudah, hanya saja karena hasilnya cepat diketahui terkadang membuat cemas orang yang menggunakan metode ini," kata Laila.
Jika sudah mengetahui hasilnya, para pengguna metode harus tetap melakukan vaksin sebanyak tiga kali, meski hasil pada saat melakukan tes seseorang dinyatakanbebas kanker. Namun selanjutnya harus tetap ada pemeriksaan pap smear atau IVA setiap tahun sekali secara rutin.
Mana yang akan Anda pilih, pap smear atau IVA?
Untuk itu, cegah kanker serviks dengan melakukan deteksi dini, bisa dengan pap smear atau dengan IVA alias inspeksi visual dengan asam asetat.
"Mana yang lebih efektif pap smear dan IVA? Sama efektifnya. Hanya saja dengan IVA seseorang yang terdeteksi kanker bisa memperoleh hasilnya saat itu juga," ujar dokter Laila Nuranna, ahli obgyn dan Ketua Female Cancer Programme di acara Women Health Expo 2010 di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat 5 Februari 2010.
Mau tahu bedanya? Ini penjelasannya:
Pap smear merupakan detekti dini kanker dengan mengambil lendir dari daerah kewanitaan yang ditempelkan ke benda kaca, lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Hasilnya bisa diketahui satu sampai dua minggu. Biayanya mulai dari dari Rp 100 ribu ke atas.
Sementara IVA, caranya tidak jauh berbeda yaitu dengan mengambil lendir di daerah kewanitaan dan ditempelkan ke benda kaca lalu dipoles dengan asam asetat. Jika timbul plak putih, ini menunjukkan ada kelainan pra kanker. Hasilnya bisa diketahui dalam waktu 15 menit, atau seketika itu juga. Harga lebih murah, mulai Rp 5.000. Biasanya dilakukan para bidan atau petugas puskesmas. Hasilnya lebih sensitif.
"Banyak yang sepakat bahwa IVA lebih sensitif dan bisa diketahui saat itu juga. Caranya lebih mudah, hanya saja karena hasilnya cepat diketahui terkadang membuat cemas orang yang menggunakan metode ini," kata Laila.
Jika sudah mengetahui hasilnya, para pengguna metode harus tetap melakukan vaksin sebanyak tiga kali, meski hasil pada saat melakukan tes seseorang dinyatakanbebas kanker. Namun selanjutnya harus tetap ada pemeriksaan pap smear atau IVA setiap tahun sekali secara rutin.
Mana yang akan Anda pilih, pap smear atau IVA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar