Air susu ibu adalah makanan terbaik dan bergizi sempurna bagi bayi. Membuat bayi tumbuh sehat, kuat dan cerdas. Bahkan untuk memperoleh ASI tak perlu biaya mahal seperti layaknya memperoleh susu formula. ASI tersedia setiap saat, aman dan bersih karena langsung berasal dari payudara ibu.
Memberikan ASI pada bayi juga bisa menguatkan kasih sayang antara ibu dan bayi. Namun biasanya, bayi yang mengonsumsi ASI akan lebih sering buang air besar, bahkan bisa lebih dari 10 kali. Jika bayi Anda mengalami hal ini, jangan panik dan jangan hentikan pasokan ASI untuk bayi.
“Bayi yang mengonsumsi ASI biasanya bisa bab 10-15 kali per hari. Ini bukan diare, namun wajar terjadi pada bayi yang mengonsumsi ASI,” kata Satgas ASI dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi sat ditemui di Hotel Park Lane, Jakarta Selatan.
Di dalam ASI mengandung laktosa yang bermanfaat untuk perkembangan otak bayi. Namun saat bayi berusia 0-1 bulan biasanya laktosa belum bisa dicerna dengan baik oleh bayi, sehingga menimbulkan efek buang air besar yang sering pada bayi. Sebagai ibu, Anda tak perlu panik, karena diare yang dialami bayi sebagai bagian dari proses metabolisme dalam kehidupan pertamanya.
“Laktosa sangat bermanfaat untuk perkembangan otak. Saat usia 1 bulan pertama, usus bayi kurang mampu untuk bisa mengolah laktosa sehingga menyebabkan diare. Jadi jangan hentikan pasokan ASI untuk bayi, karena ini hal normal,” katanya.
Banyak ibu menyusui merasa panik saat mengetahui efek ASI bisa menyebabkan diare, sehingga tak jarang dari mereka yang menghentikan pasokan ASI untuk si bayi. Padahal bayi yang sedang diare tidak butuh cairan apapun selain ASI, dan tak akan mengalami dehidrasi.
“Ingat, jika bayi saat diare tidak mengalami penurunan berat badan drastis, diare yang dialami bayi tidak berbahaya. Namun, jika bayi rewel, tak mau minum ASI dan berat badan turun drastis, Anda perlu waspada dan segera membawanya ke dokter.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar