VIVAnews - Lingkungan modern mengubah pola pengasuhan bayi dan anak masa kini berbeda dari generasi lebih lampau. Pengasuhan yang tidak banyak melibatkan sentuhan kasih sayang dan mengurangi kebebasan anak cenderung membentuk generasi disfungsional secara emosi.
Profesor Darcia Narvaez di Universitas Notre Dame di Indiana menuturkan, praktik-praktik modern membiarkan bayi menangis terlalu lama, menyimpan mereka di kereta dorong dan lebih sedikit berada di luar ruangan. Akibatny,a bayi lebih sedikit belajar dan memiliki emosi tidak seimbang.
Seperti dikutip dari Daily Mail, di generasi lampau, orangtua sering mendekap dan mengajak anak bermain di luar rumah. Anak juga mendapat asupan ASI hingga berumur beberapa tahun. "Orangtua modern kini lebih banyak mengandalkan pengasuhan anak pada keluarga besar dan orang lain. Sedangkan orang tua dahulu lebih banyak mengurus anak sendiri," katanya.
Menurut Narvaesz, perlakuan yang hangat dan kebebasan membuat otak bayi lebih responsif pada tahun-tahun pertama pembentukan kepribadian mereka. "Tidak seperti anak generasi saat ini, anak-anak generasi lalu lebih banyak mendapat sentuhan langsung dari ibu dan orangtua inti. Ini membentuk ikatan yang lebih dekat dan emosi lebih stabil," tambahnya.
Studinya mengungkapkan, temuan yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya. Misalnya, saat menangis anak dibiarkan sendiri hingga tangisnya mereda. Atau menghukum anak dengan cara mengisolasi anak 'nakal' di kamar mereka.
"Anak-anak yang tak mendapat pengasuhan emosional cenderung lebih egois dan tidak memiliki kecerdasan emosi seperti anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang hangat. Sehingga, akan berdampak pada perkembangannya saat remaja dan dewasa." (sj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar